Sabtu, 26 Desember 2009

hay hay

Hay hay hay hay

Merry Christmas 2009, semoga damai selalu menyertaimu

Oh iya, liburan natal kali ini aku libur 3 hari, wuahhhh asyiik ea. . . .

Tapi bnyk tugas yg mesti diselesaikan sblm ulgn smt 1, sampai hari ini aku aja baru nyelesaikan 3 tugas doank, yg lainya masih dalam tahap finishing. Ok kali ini aku mw cerita tentang hobi baruku. Kan aku baru minta 3 program image editor, nah ketiga2nya itu kan photoscape, photo shine, n magic photo. Tapi kok masih kurang ea dibandingkan ma adobe photoshop n corel. Jadi ingin belajar lagi ttg pengeditan photo, moga aja hasil2nya bagus2, n bisa diuploa di internet, kan boljug tuh kalo day g koment

Kamis, 17 Desember 2009

Bedugul Bali


Bedugul is the name of both a small city and a mountain-lake resort area, which Balinese have long used for weekend retreats.

When the heat and humidity finally gets to you, the place to escape to is Bedugul, Bali's highland retreat, tucked into the crater of an extinct volcano, 1400 meters above sea level. Here, three lakes provide everything from recreation to the water for the springs, rivers and rice fields below. Lush pine forest seems to create freshness in the air. Bedugul is known for the quality of its fruit, vegetables and flowers.

The mountain resort of Bedugul, 18 Km north of Denpasar, is known for excellent golf course. Located besides Lake Bratan, it is surrounded forested hills. A beautiful sight is the “Ulun Danu” temple which sems to out of the lake. The area offers good walks. Boats are available for was skiing and parasailing. Is done as well. The Bali Handara Country Club bungalows for rent and a restaurant.

sinopsis the great queen seondeok episode 27

Yushin (Uhm Tae-woong) benar-benar serius, ia menyatakan siap mendampingi Deokman (Lee Yo-won) sebagai seorang bawahan dan tidak akan bersikap kurang ajar lagi atau memperlakukan Deokman bagai seorang pria memperlakukan wanita yang dicintainya.
Ucapan Yushin membuat hati Deokman seperti ditusuk-tusuk, ia langsung membalikkan badan untuk meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba Yushin menarik tangan Deokman, dan langsung memeluknya sambil mencucurkan air mata. Deokman sadar bahwa itulah saat terakhir dirinya bisa berdekatan dengan Yushin sebagai seorang pribadi.
Mampu menduga kalau pasukan Mishil (Go Hyeon-jeong) bakal menekan rakyat Gaya setelah mereka kedapatan berbohong soal lokasi Bokyahwei, Deokman memerintahkan Yushin untuk mengorganisir pengungsian besar-besaran dari wilayah Samyang menuju Amyang, tanah yang telah diberikan Yushin sekaligus tempat tinggal rakyat Gaya yang baru.
Langkah berikut Deokman adalah meyakinkan Guru Wolcheon untuk membantunya, tugas tersebut tidaklah mudah. Saat hendak mulai menginterogasi, Deokman mendadak teringat dengan sosok Seolji (Jung Ho-geun), yang pernah dikenalnya saat baru datang ke Seorabol. Seolji juga tidak kalah kaget, ia tidak menyangka gadis remaja yang pernah mendatangkan hujan kini ada dihadapannya.
Meski menjadi tahanan, Guru Wolcheon bergeming dan malah membalikkan pertanyaan Deokman soal apa yang membedakan gadis itu dengan Mishil dan apa yang membuat pria tua itu tergerak hatinya. Sempat menuturkan apa yang menjadi idealismenya, Deokman menyodorkan buku almanak bangsa Wei dan meminta Guru Wolcheon menentukan sendiri apa yang harus dilakukan.
Rupanya, Deokman bisa menebak bahwa sebagai seorang ilmuwan, satu-satunya kelemahan Guru Wolcheon adalah rasa ingin tahu. Begitu pria itu mulai membaca almanak, maka hal berikut yang bakal dilakukannya adalah memperhitungkan kapan terjadi gerhana matahari.
Di kediamannya, Mishil marah besar saat diberitahu bangsa Gaya tidak ada di tempat pengasingan mereka. Yang membuatnya kaget, ternyata Deokman bisa tahu soal Guru Wolcheon yang ternyata berada tangan gadis itu.
Rencana Deokman mulai mendapat hambatan ketika Guru Wolcheon menolak membantunya. Saat bincang-bincang, baru ketahuan kalau alasan pria itu kerap membantu Mishil adalah karena ia berhutang budi dengan mendiang Sadaham.
Dipusingkan oleh penolakan Guru Wolcheon, Deokman dibuat gembira oleh kemunculan Jukbang (Lee Moon-shik), Godo (Ryu Dam), dan dua rekannya di klan Kembang Naga. Kejutan didapatkan oleh keempatnya ketika Yushin memberitahu kalau Deokman adalah seorang putri, sehingga otomatis mereka harus memberi hormat.
Keesokan harinya di istana, Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dihebohkan oleh banyaknya burung yang mati di halaman istana dan patahnya papan nama balai pertemuan. Rupanya, kehebohan tersebut adalah bagian dari rencana Deokman. Rencana berikutnya kembali melibatkan burung, dan kali ini yang banyak berperan adalah Bidam (Kim Nam-gil).
Rencana Deokman tersusun rapi, ia telah berpikir beberapa langkah kedepan dengan mengutus Yushin ke istana demi meminta bantuan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) seputar masalah prasasti berisi ramalan tentang anak kembar yang bakal membawa bencana.
Rakyat kembali dihebohkan ketika sumur Najung yang dianggap keramat memuntahkan darah, mereka meminta Mishil untuk melakukan upacara persembahan demi menghilangkan kemarahan dari langit. Waktu terus berjalan, Deokman masih terus berusaha meyakinkan Guru Wolcheon untuk membantunya.
Dengan berat hati, Raja Jinpyeong memohon Mishil untuk menuruti kehendak rakyat. Di saat pemegang segel kerajaan itu menggelar upacara persembahan, Yushin berhasil mendapat salinan prasasti peninggalan leluhur Shilla (berisi tentang ramalan bayi kembar) yang hanya tinggal separuh bagian.
Usaha Deokman menemui hasil, ia berhasil mendapatkan kepastian kapan gerhana matahari bakal terjadi. Namun ketika ditanya, ia mengaku hanya akan memberitahunya ke Bidam, yang tengah bersiap untuk menjalankan rencana terbaru sang putri.
Setelah sempat dihebohkan oleh banyaknya burung yang beterbangan di atas istana mendiang Putri Cheonmyeong, paginya seorang pria bertopeng berada didepan sumur Najung. Dengan kemampuannya, ia berhasil memunculkan bagian terakhir dari prasasti leluhur Shilla.
Kejadian tersebut sontak membuat rencana Mishil berantakan, para prajurit langsung diperintahkan untuk mengepung sumur Najung. Mata Mishil langsung membelalak kaget saat membaca apa isinya, yang meramalkan gerhana matahari bakal menandakan kemunculan putri kedua Raja Jinpyeong yang bakal membawa kemakmuran bagi Shilla.
Hanya dengan sekali lihat, Mishil dapat menebak bahwa prasasti tersebut adalah palsu. Ia langsung memerintahkan Bojong (Baek Do-bin) untuk meringkus pria bertopeng yang tidak lain adalah Bidam yang menyamar.
Di istana, raja Jinpyeong sangat kaget saat diberitahu bahwa bagian kedua dari prasasti peninggalan leluhur Shilla telah muncul. Sempat nyaris percaya, akhirnya Ratu Maya memberitahu bahwa kemungkinan besar prasasti tersebut adalah buatan Deokman.
Rupanya Bidam mengemban misi khusus dari Deokman, ia harus menyakinkan Mishil kalau gerhana matahari bakal terjadi meski sesungguhnya hal itu tidak akan menjadi kenyataan. Misi tersebut tentunya tidak mudah, karena taruhannya adalah nyawa Bidam sendiri. Akhirnya, Bidam dan Mishil saling berhadapan.

Senin, 14 Desember 2009

kekeringan n kelaparan

Tips hadapi Kekeringan
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian.

Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan, sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Klasifikasi kekeringan yang terjadi secara alamiah atau ulah manusia :
1. Kekeringan Alamiah
• Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
• Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Ada tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
• Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan meteorologi.
• Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal akibat terjadinya kekeringan meteorologi, hidrologi, dan pertanian.
2. Kekeringan Antropogenik.
• Kekeringan yang disebabkan karena ketidak-taatan pada aturan terjadi karena:
• Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak taatan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air.
• Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Penyebab Kekeringan
Dari data historis, kekeringan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscillation). Pengamatan dari tahun 1844, dari 43 kejadian kekeringan di Indonesia, hanya enam kejadian yang tidak berkaitan dengan kejadian El-Nino. Namun demikian dampak kejadian El-Nino terhadap keragaman hujan di Indonesia beragam menurut lokasi. Pengaruh El-Nino kuat pada wilayah yang pengaruh sistem monsoon kuat, lemah pada wilayah yang pengaruh sistem equatorial kuat, dan tidak jelas pada wilayah yang pengaruh lokal kuat.

Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola :
• Akhir musim kemarau mundur dari normal
• Awal masuk musim hujan mundur dari normal
• Curah hujan musim kemarau turun tajam dibanding normal
• Deret hari kering semakin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur

Kajian Indikator Kekeringan
a. Kajian Alamiah :
Kekeringan meteorologis/klimatologis. Intensitas kekeringan menurut definisi meteorologis adalah sebagai berikut :
• Kering (curah hujan di bawah normal) : apabila curah hujan antara 70% - 85% dari normal.
• Sangat Kering (curah hujan jauh di bawah normal) : apabila curah hujan 50% - 70% dari normal
• Amat sangat kering (curah hujan amat jauh di bawah normal) : apabila curah hujan < 50% dari normal
Kekeringan hidrologis. Intensitas kekeringan menurut definisi hidrologis adalah sebagai berikut :
• Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran periode 5 tahunan
• Sangat Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh di bawah periode 25 tahunan
• Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan
Kekeringan pertanian. Intensitas kekeringan menurut definisi pertanian dinilai berdasarkan prosentase luas daun yang kering untuk tanaman padi :
• Kering (terkena ringan s/d sedang ) : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun.
• Sangat kering (terkena berat) : apabila ¼ -2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun.
• Amat sangat kering (Puso) : Apabila semua bagian daun kering.

b. Kajian Antropogenik, Intensitas kekeringan akibat ulah manusia terjadi apabila :

* Rawan : apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 40% - 50%
* Sangat rawan : apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 20% - 40%
* Amat sangat rawan : apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) di DAS < 20%

1. Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:
• Kekeringan meteorologis (meteorological drought)
• Kekeringan pertanian (agricultural drought)
• Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
• Kekeringan sosial – ekonomi (socio – economic drought)

2. Gejala Terjadinya Kekeringan
• Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
• Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Ada tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
• Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada phase tertentu pada wilayah yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi rusak/mengering .

3. Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
• Membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,
• Membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
• Reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim kemarau, melakukan diversifikasi dalam bercocok tanam bagi para petani, misalnya mengganti tanaman padi dengan tanaman palawija pada saat musim kemarau tiba karena palawija dapat cepat dipanen serta tidak membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.
• Penyusunan peraturan pemerintah tentang pengaturan sistem pengiriman data iklim dari daerah ke pusat pengolahan data.
• Penyusunan PERDA untuk menetapkan skala prioritas penggunaan air dengan memperhatikan historical right dan azas keadilan.
• Pembentukan pokja dan posko kekeringan pada tingkat pusat dan daerah.
• Penyediaan sarana komunikasi khusus antar Pokja / Posko Daerah dan Pokja / Posko Pusat.
• Penyediaan anggaran khusus untuk pengembangan / perbaikan jaringan pengamatan iklim pada daerah-daerah rawan kekeringan.
• Penyiapan dana, sarana dan prasarana (termasuk sistem distribusinya) untuk pelaksanaan program antisipatif dan mitigasi dampak kekeringan yang tidak terikat dengan sistem tahun anggaran sehingga langkah operasional dapat dilakukan tepat waktu.
• Penyusunan sistem penilaian wilayah rawan dan potensi dampak kekeringan yang terkomputerisasi sampai tingkat desa.
• Penyusunan peta rawan kekeringan di Indonesia.
• Penentuan teknologi antisipatif (pembuatan embung, teknologi pemanenan hujan, penyesuaian pola tanam dan teknologi budidaya dll) dan sistem pengiliran air irigasi yang disesuaikan dengan hasil prakiraan iklim.
• Peningkatan kemampuan tenaga lokal dalam melokalisasikan prakiraan iklim yang bersifat global.
• Pengembangan sistem reward dan punishment bagi masyarakat yang melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi sumberdaya air dan lahan.

Sabtu, 12 Desember 2009